Rabu, 18 Mei 2011

NIKMATNYA TUBUH KEPONAKANKU

Aku masih terbaring dengan mata sulit dipejamkan, agak terusik hatiku hari ini, sore tadi sepulang kerja aku berpapasan dengan Dino, juga saat makan malam di meja makan bersama sama dengan suamiku dan anak-anak, sebagai wanita dewasa, aku dapat dengan jelas melihat bagaimana sinar mata Dino memandangku, bukan sebagai tantenya, dan bukan hanya memandangku sebagai wanita yang menarik sebagai obyek sex, tapi lebih dari itu aku melihat sinar mata seorang laki – laki yang  jatuh cinta pada seorang wanita.
Hal ini tidak boleh terjadi….aku harus dapat merubahnya, aku senang menggunakan Dinosebagai obyek yang menarik untuk melampiaskan dan mendapatkan kepuasan sex, tapi tidak boleh lebih dari itu dan pemuda lugu berusia 20 tahun itu menanggapiku terlalu jauh.
Otakku terus berputar menyusun langkah dan rencana serta strategi yang harus kulakukan.
Aku pulang cepat hari ini, tadi aku sempat menelpon ke HP Dino bertanya jam berapa kuliahnya selesai.
Rumah dalam keadaan sepi, Bibik sedang ‘dipinjam’ oleh sepupuku membantu istrinya menyiapkan hidangan untuk arisan mereka, dan anak – anak juga dibawa karena sepupuku juga punya anak sebaya dengan anak anakku dan mereka cukup akrab, sementara suamiku belum akan pulang hingga tengah malam nanti.
Tante mandi dulu ya Din…” kataku tersenyum saat melihat Dino sudah dirumah, Nampak segar dengan kaos dan celana jeans, terlihat kalau ia baru selesai mandi..
“Duduklah Din…., Tante ingin bicara” kataku setelah selesai mandi dan duduk di sofa di ruang keluarga, siang ini aku hanya mengenakan daster denga kancing didepan, dan untuk satu dan lain sebab, aku tak mengenakan apapun lagi dibaliknya.
“I..iya tante..” jawab Dino dan duduk disofa di hadapanku…
“jangan duduk disitu..sini…disebelah tante…” kataku meminta yang diturutinya tanpa membantah.
“Din…..Dino..apa yang terjadi dan apa yang kita lakukan, tante sangat berterima kasih…”kataku memulai percakapan. “Sejauh ini kita hanya melakukan..tanpa pernah banyak bicara dan tante sangat menghargai kamu tidak banyak bertanya, bisa menjaga rahasia” kataku melanjutkan, sementara pemuda itu hanya berdiam diri mendengarkan.
“Tapi…..Din…tante tidak bermaksud merusak masa depanmu, tante tak bermaksud agar kamu membaktikan diri dan hidupmu pada tante” kataku dengan suara yang agak serak untuk kemudian kulanjutkan lagi “apa yang terjadi hanyalah sex semata Din…., tanteingin kamu punya pacar, punya kehidupan pribadi juga..kalaupun kita melakukan ‘itu’ hanyalah untuk saling melepaskan dahaga…atau tepatnya kamu membantu tantememenuhi apa yang tante inginkan.., kalau kamu berpikir bahwa kita akan saling jatuhcinta..kamu salah….itu tidak boleh…, tante menikmati dirimu dan kamu juga boleh menikmati tubuh tante….hanya sampaiu disitu…bagimana..?, kalau kamu bisa memenuhi komitmen yang tante ini, kita mungkin masih akan meneruskan permainan kita, tapi kalau tidak dan kamu terlalu menggunakan perasaan kamu….lebih baik kita hentikan.., tantetidak mau kamu terluka…” kataku mengakhiri.
“Tapi..Dino sayang pada tante…” jawabnya polos.
“Ehmm.. itu harus..sebagai keponakan kepada tantenya…, tapi bukan sebagai pria kepada wanita yang dicintainya….,”jawabku.
“Dino..mengerti tante..”jawabnya lirih
“Mm..terima kasi Din…”kataku lagi.
“Tante ambil minum ya…” kataku sambil beranjak berdiri.
“Biar …Dino yang ambil tante..” katanya cepat
“Ssshh…kamu tunggu disini” kataku cepat sambil mendorongnya kembali duduk…
Sambil berjalan kedapur aku tersenyum..dan otakku sudah merencanakan hal lain lagi.
Saat kembali dari dapur dengan tangan membawa gelas….dan menyadari penuh kalaurumah dalam keadaan kosong, semua sudah terkunci saat aku masuk tadi, aku kembali tanpa mengenakan daster yang tadi kutanggalkan di dapur, dengan telanjang bulat aku berjalan ke ruang keluarga dan karena sofa yang diduduki Dino membelakangi pintu dia tak melihat kalau tantenya berjalan tanpa sehelai benanpun sambil membawa gelas….
“Mmm…mau air putih atau susu Din…” tanyaku
“Apa saja tante..yang mudah saja…: jawab Dino masih belum menoleh.
“Kalau mau air putih..ini…tapi kalau susu kamu harus ambil sendiri” kataku dengan suara manja.
Entah suaraku atau kata kataku yang membuat Dino menoleh.. dan matanya hampir lepas saat ia melihatku……………….
Sesaat kemudian kami berpelukan dan kurasakan bibirnya menekan bibirku, dengan lidah kubuka bibirnya dan lidahku meneruskan memasuki mulutnya semntara tangannya mencoba meremas payudaraku, tanganku juga tak tinggal diam bergerak menurunkan retsleting jeans yang dikenakannya.
Aku lalu melepaskan diri dari pelukan pemuda itu, duduk disofa dan kusuruh Dino berdiri dihadapanku…dengan sekali tarik kuturunkan jeans yang dipakainya termasuk celana dalamnya dan batang kemaluan pemuda itu kini berdiri dengan pongahnya mengarah kewajahku.
“Mmh..batangmu bagus sekali Din…”kataku lembut, dan Dino tanpa disuruh melepaskankaos yang dipakainya, kini dia juga telah telanjang bulat.. berdiri dihadapanku dengan batang kemaluannya tegak berjarak beberapa centi dari wajahku.
Kali ini suasana agak berbeda, kami tidak terlalu terburu – buru seperti sebelumnya dan aku benar benar ingin menikmati batang kemaluan pemuda ini sepenuhnya…
Dengan lidah kutelusuri batang kemaluan itu dari lubang diujungnya hingga pangkalnya hingga basah dengan cairan liurku, sesaat kemudian..cairan bening mulai nampak di ujung batang kemaluan itu dan lidahku menjilatnya dengan setengah menghisap..hmm..tahukah kalau cairan bening saat laki laki terangsang itu sangat lezat…? kepala kemaluan itu kini ada dalam mulutku dan dengan satu tangan memegang batang yang keras dan penuh otot itu, semantara tangan yang lain memegang buah zakarnya, aku mulai mengulum dan menghisapnya, lidahku berputar dibagian bawah kepala kemaluan itu dan aku mulai memaju mundurkan kepalaku dengan teratur, tanganku juga mengocok seirama dengan gerakan kepalaku dan tanganku yang lain meremas dan mengusap lembut buah zakarnya.
Dino hanya bisa mengerang…melenguh dan berdesis penuh nikmat hingga akhirnya dengans etengah berteriak ia berkata “ tante…..tan….Dino mau keluar …aduh…..”
Aku meneruskan gerakanku dan saat aku merasa batang kemaluan pemuda itu mulai berdenyut semakin keras dan terasa kepala kemaluannya membesar kulepaskan dari mulutku, ku pegang dan tetap kuarahkan kemulutku..”Keluarkan Din…keluarkan..dan kukocok semakin cepat “Aaaaahhhhhh………Tante….aaahhhh…….keluaa aaarrr…” Dinoberusaha memegang kepalaku setengah mendorong kepalaku agar kemaluannya berada dalm mulutku lagi namun aku bertahan dan ‘sreett’ semprotan pertama keluar langsung masuk mulutku yang berjarak kurang dari lima centi dan terbuka disusul dengan semprotan kedua masih dalam mulutku.., semprotan ketiga kuarahkan kedadaku dan kumajukan badanku..batang kemaluan pemuda itu kugosokkan kepayudaraku hingga sisa sperma yang disemprotkannya membasahi dadaku…berkilauan dibawah sinarlampu..sementara yang masuk kemulutku entah sejak kapan sudah habis kutelan……….
Aku berdiri, kutarik tangan Dino dank mi melangkah kearah kamar tidur Dino, aku langsung telentang ditengah ranjang, dan dengan pinggul kuganjal bantal, Dinomerangkak dan menindih tubuhku, lidahnya menerobos memasuki mulutku, lidah kami berpilin, bibir kami saling memagut dan sesaat kemudian lidahnya mulai mengembara, kepalanya bergerak turun, putting payudaraku menjadi target berikutnya dan dengan satu tangan meremas mulutnya berganti menjilat dan mengulum putingku ganti berganti kiri dan kanan, ditengah erangan dan dengusan nafasku yang semakin memburu lidahnya merambat lagi kebawah, menelusuri lembut perutku….terus kebawah hingga akhirnya mencapai kemaluanku.
Dengan kedua kakiku terpentang lebar Dino memperoleh akses seluas luasnya mengexplorasi kemaluanku, lidahnya bergerak, menjilat, mengecup dan memasuki lubang kemaluanku, dan setelah menemukan clitorisku, bibirnya mengatup…menghisap dan menyedot lembut clitoris yang sangat sensitif itu, kepalanya kupegang dengan kedua tanganku sementara pinggulku melonjak – lonjak dan berputar karena dorongan rangsangan yang luar biasa yang kurasakan.
“Din………….sssh……….auuuhhh………… ………..aaaahhh…….”, lenguhan dan erangan dengan nafasku yang semakin cepat membuatnya semakin bersemangat, dan setelah bibirnya melepaskan clitorisku..Dino tak berhenti…dengan tangan kekarnya pantatku didorongnya keatas dan kakiku juga naik tinggi…dan kurasakan sekarang lidahnya menyerbu anusku, lidahnya menjilat dan aku berteriak keras “aaah..Din………….aduuuhhhh…sssshhhhh…… ….”saat lidahnya bukan hanya menjilat bahkan menerobos masuk ke anusku dan itu masih ditambah dengan sebuah jari yang tiba tiba memasuki lubang kemaluanku.
Aku tak tahan lagi, setengah menjambak rambutnya aku menariknya keatas dan kini wajahnya yang sangat basah dengan cairan dari kemaluanku berhadapan dengan wajahku, dengan mata sayu aku hanya berkata lirih…. “masukkan Din…Tante sudah tidak tahan lagi…”, tanganku memegang batang kemaluannya yang sudah keras lagi dan mengarahkan tepat kelubang kemaluanku.
Perlahan dan pasti dengan gerakan lembut namun mantap Dino menekankan pinggulnya kebawah dan setelah kepala kemaluannya masuk…batangnya menyusul dengan cepat dan blesss…….seluruh batang kemaluan sepanjang delapan belas centi itu memasuki kemaluanku yang telah amat sangat basah hingga buah zakarnya membentur bibir kemaluanku dan kakiku menjawab dengan menepit pinggang pemuda itu dan saat ia memompaku..seluruh pinggulku ikut terangkat naik… dan turun saat ia menurunkan pinggulnya.
Entah berapa lama kami dalam posisi ini…dengan gerakan yang semakin teratur…batang kemaluan yang besar itu masuk..keluar…dan masuk lagi kedalam kemaluanku..aku dapat merasakan betapa dinding kemaluanku berdenyut dan berkontraksi menerima gerakan dan nafas kami semakin memburu dan semakin cepat………
Saat batang kemaluannya ditarik aku merasakan betapa kepalanya seakan menggaruk dinding kemaluanku dan saat ditekan masuk, mulut rahimku yang tersentuh memberi sensasi kejutan seperti listrik yang menyetroom ku dan aku mulai tak tahan..
“Din..tante mulai tak tahan Din………. aaaah……..cepat Din…cepat………cepaaaaat..” aku setengat berteriak, setengah merintih dan Dino mempercepat gerakannya memompa dan mulai mendengus..batangnya mulai terasa berdenyut dahsyat…dan “Tante…….Dino mau keluar…………”
“Keluarin Din…..penuhi tante dengan sperma kamu…….Dinooooooooooooo” aku berteriak saat ia menghunjamkan kemaluannya dalam – dalam dan kakiku menjepit pinggangnya sekuat tenaga dan aku merasakan gelombang kenikmatan yang amat panjang menerpaku dan Dino yang dengan kekuatan pemuda 20 tahun tetap bergerak cepat dan ………………..sekali lagi kemaluannya menghunjam dalam diiringi erangan yang juga terdengar sangat keras “Tante………..sssh…….keluar…uuuh……… …………..” aku meraskan cairan hangat menerpa bagian dalam kemaluanku memberikan satu gelombang lagi dalam orgasme yang sedang kurasakan dan batang kemaluan Dino terasa berdenyut dan berdenyut menyemburkan spermanya dalam kemaluanku menembus hingga sangat jauh kedalam.
Kami terdiam beberapa lama….masih sambil berpelukan dan saat Dino berguling dari atas tubuhku…terdengar suara ‘plop’ ketika kepala kemaluannya terlepas dari kemaluanku dan untuk beberapa saat kami terdiam..berbaring telentang mengatur nafas masing – masing..
Aku berbalik miring..memandang wajah pemuda itu…..kubelai wajahnya dan aku berkata lirih..”Terima kasih Din…..tante..puas sekali”
“Ah,..tante..Dino yang berterima kasih..Tante hebat sekali…” jawabnya
Aku mengecup matanya dan berusaha bangkit…, saat akan kuambil tissue disamping ranjang Dino sudah bergerak lebih cepat..”Tante..biar dino yang bersihin ya….” katanya dan tanpa menunggu jawabanku tangannya bergerak lembut membersihkan kemaluanku dari lendir dan cairan yang memenuhinya.
“Sini..gantian..” kataku memanggilnya, aku lalu duduk dan kupegang kemaluannya yang masih lemas dan sangat basah itu.
Dengan mataku lurus menatap matanya, aku memasukan batang kemaluan yang masih lemas itu dalam mulutku, lalu mulai menjilatinya, membersihkan dari cairan lendir, gabungan spermanya dan cairan kemaluanku…dan saat kurasakan kemaluan itu..mulai berdenyut..menunjukan tanda akan ‘hidup’lagi..aku melepaskannya…, aku tahu waktu tak mengijinkan …anak muda seperti Dino akan bertahan lama sekali setelah dua kali mengeluarkan sperma sebanyak itu.
Dino lalu memelukku lembut dan aku bersandar didadanya, tangannya mengusap rambutku dan usapan tangan pemuda itu menimbulkan getaran halus dan sensasi yang menyenangkan..namun aku tahu kalau aku harus konsekwen dengan kata – kataku tadi sebelum kita bersetubuh dan sebuah rencana yang telah kupikirkan akhirnya kulontarkan, “Din….kamu mau tahu nggak apa fantasi tante..?” tanyaku
“Mmmh..apa yang tante fantasikan.., mana Dino tahu..”jawabnya
“Ih…tapi jangan anggap tante aneh..ya..?”
“nggak…..Tante boleh bilang apa saja kok ke Dino” katanya meyakinkanku
“Ok..deh…hi..hi..Tante tuh ingin merasakan kalau sekaligus ada dua batang seperti ini rasanya kayak apa ya..?” kataku sambil tertawa kecil dan meremas batang kemaluannya
“maksud Tante…?” tanya Dino agak schok.
“Iya..kalau sekaligus ada dua cowok kayak kamu ..gimana ya…rasanya” kataku lagi menegaskan
“Wah…ini….Dino nggak tahu tante..”jawabnya kali ini, setengah tidak percaya setengah bingung.
Aku bangkit….mengecup bibirnya…”kapan kapan kamu ajak temanmu ya…kita bikin sex party..” kataku perlahan.., karena dasterku didapur aku berjalan telanjang bulat, keluar kamar ke dapur lalu dengan menyampirkan daster dipundakku aku menuju kamar mandi.., bersiap menunggu kepulangan anak anakku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar