Namaku Ida. Usiaku di tahun 2009 ini adalah 36 tahun.
Walaupun aku bukan termasuk cewek yang cantik, teman-temanku sering mengatakan
kalau aku ini termasuk cewek yang menarik. Rambutku lurus berwarna hitam dengan
panjang mencapai punggungku. Tubuhku yang sedikit berisi menyebabkan payudaraku
menyesuaikan diri sehingga aku mengenakan bra nomor 36B untuk membungkus kedua
payudaraku itu. Vaginaku dihiasi oleh bulu-bulu yang indah walaupun jumlahnya
tidak terlalu banyak. Aku tinggal sendirian di rumahku yang terletak di kota S
Jawatimur ini karena sampai saat ini aku masih belum menikah. Walaupun
demikian, kehidupan seks yang aku jalani sangat indah karena aku selalu
mendapatkan cara untuk memuaskan hasratku.
Pada suatu hari Minggu siang minggu ke tiga bulan September
2008, aku di telepon oleh keponakanku yang bernama Alex saat aku sedang membaca
email yang masuk di da_kulthida@yahoo.com milikku.. Usianya 18 tahun dan
berwajah lumayan tampan.
“Halo, tante Ida .. ?”, katanya dari seberang telepon.
“Iya, siapa ini .. ?, tanyaku.
“Alex, tante ..”
“Oh.. kenapa, Lex ?”
“Tante, kalau boleh Alex mau minta bantuan tante.”
“Bantuan apa ?”
“Boleh tidak kalau tante jadi model untuk Alex foto ?”
“Buat apa kamu foto-foto tante ?”
“Cuma iseng aja kok ..”
Aku mengerti dengan keinginannya ini. Alex sedang menekuni
hobi fotografi sehingga tentu saja dia mencari-cari apa saja yang bisa di foto
olehnya.
“Boleh saja..”, kataku.
“Terima kasih tante. Saya akan datang sebentar lagi.
Kira-kira 10 menit lagi sampai. Kita foto-foto di rumah tante saja.”
“Oke, kalau gitu. Tante tunggu, ya …”
Aku menutup telepon itu dan segera menuju ke kamar tidurku
untuk mengambil pakaian agar aku dapat menutupi tubuhku yang saat ini hanya
sedang memakai celana dalam berwarna putih saja. Jika aku sendirian di rumah,
aku memang biasanya selalu dalam keadaan setengah telanjang atau telanjang
bulat. Bila ada yang hendak datang, baru aku mencari pakaian untuk menutupi
tubuhku itu. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak aku berumur 27 tahun yaitu
sejak aku tinggal sendirian di rumah itu. Di dalam kamar tidurku, aku tidak
langsung menuju lemari pakaian. Aku memutuskan untuk membubuhkan sedikit make
up ke wajahku sebab Alex akan memakaiku sebagai model untuk fotonya dan aku
ingin tampil sedikit menarik di depan kameranya. Setelah selesai memakai make
up, dari dalam lemari pakaian aku mengambil sebuah rok terusan tanpa lengan
berwarna putih dengan strip biru yang panjangnya sedikit di atas lututku. Tanpa
memakai bra lagi, aku segera memakai rok itu dan merapikannya sebelum akhirnya
aku mengikatkan ikat pinggang putih yang menjadi bagian dari rok itu.
Baru saja saat aku selesai mengenakan pakaianku, aku
mendengar bel pintu berbunyi. Dengan melangkah sedikit cepat, aku keluar dari
kamar tidurku dan segera menuju pintu depan untuk membuka pintu. Rupanya Alex
sudah tiba di rumahku.
“Halo tante.. Tante kelihatan cantik“, katanya sambil
tersenyum.
“Tentu saja. Kan mau jadi model.. ayo, masuk.. ”, kataku
sambil tersenyum pula.
Alex segera melangkah masuk ke rumahku. Aku segera menutup
pintu depan dan kemudian mengajaknya ke ruang tengah. Sesampainya kami di ruang
itu, Alex berkata,
“Kita bisa mulai tante ?”
“Oh, bisa saja .. kamu mau di mana ?”, tanyaku.
“Bagaimana kalau di teman belakang rumah tante ?”
“Ok..”
Kami kemudian menuju ke taman belakang rumahku. Taman
belakang rumahku termasuk cukup luas dan memiliki tatanan yang cukup bagus
serta dikelilingi oleh pagar tembok yang cukup tinggi sehingga tidak ada orang
yang bisa melihat ke dalam tamanku ini. Sesampainya kami di taman ini, Alex
mulai mengeluarkan kamera digitalnya dan memulai kegiatannya. Alex bertindak
sebagai fotografer sekaligus pengarah gaya. Setelah beberapa lama, akhirnya
kami hampir selesai.
“Tante, ini foto yang terakhir. Aku minta tante berdiri
membelakangiku. Saat aku memberikan aba-aba, tolong tante berputar menghadapku.
Tolong jangan berputar terlalu cepat. Biasa saja.. “, katanya.
Aku melakukan apa yang seperti dia katakan dan dia
menjepretku. Akhirnya kegiatan kami sudah selesai dan kami tinggal melihat
hasilnya. Alex segera memindahkan foto-foto tersebut dari memory card ke dalam
laptop yang dibawanya. Setelah selesai, aku dan Alex bersama-sama memeriksa
hasil fotonya. Foto yang terakhir membuatku agak terkejut, sebab di dalam foto
itu terlihat bahwa ternyata saat aku berputar, rokku tersibak dan celana
dalamku yang berwarna putih terlihat dengan jelas. Selain itu, tanpa aku sadari
ternyata bagian dada dari bajuku menjadi longgar karena beberapa kali bergaya
sehingga sebagian payudaraku terlihat tidak tertutup, bahkan puting payudaraku
telihat samar-samar dari baliknya. Saat aku melihat keponakanku, wajahnya
terlihat datar saja. Rupanya dia sudah tahu kalau hasilnya bakal begini.
“Foto ini paling bagus”, katanya.
“Tapi celana dalam tante kelihatan ..”, kataku.
“Justru di sini bagusnya. Tante kelihatan seksi sekali..”
Aku tersenyum saja. Walaupun sedikit merasa malu, aku
menyukai fotoku yang terakhir itu juga.
“Lex, tante minta copy dari file gambar yang terakhir
ini..”, kataku
“Oke..”, katanya.
Setelah kegiatan kami berakhir, Alex tidak langsung pulang.
Kami kembali ke ruang tengah dan duduk di sofa untuk berbincang-bincang. Selama
berbincang-bincang, Alex terus menatap bagian dadaku yang sejak tadi menampakan
sebagian payudaraku seperti di dalam foto karena aku lupa untuk membetulkannya.
Saat aku menyadari hal itu, aku tidak berusaha untuk menutupinya. Ada perasaan
senang yang menjalari tubuhku. Setelah beberapa lama, akhirnya aku berkata,
“Lex, kenapa melihat dada tante terus ?”
Alex sedikit terkejut. Dia menoleh ke tempat lain sambil
menjawab,
“Ngak ada apa-apa, kok tante..”
Aku tersenyum melihat tingkahnya. Aku sangat suka kalau dia
melihatku seperti itu.
“Lex, kalau kamu suka, kamu boleh melihatnya lagi kok”,
kataku.
Tanpa menunggu tanggapan dari Alex, aku melebarkan bagian
dada bajuku sehingga kali ini kedua payudaraku dapat terlihat dengan jelas.
Alex yang mendapat pemandangan seperti itu segera saja melotot dan melahap
kedua payudaraku dengan pandangan yang penuh minat. Aku yang melihatnya seperti
itu tersenyum dan membiarkan Alex untuk menjelajahi dadaku dengan pandangannya.
Akhirnya Alex menjadi tidak tahan. Dia bertanya kepadaku,
“Tante, bolehkah Alex memegangnya ?”
Aku mengangguk sambil tersenyum.Tanpa membuang waktu lagi,
Alex segera menggapai kedua payudaraku dengan tangannya dan mulai meremas-remas
serta mempermainkan putingnya. Kontan saja aku menjadi terangsang. Kubaringkan
tubuhku ke atas sofa dan kupejamkan mataku untuk menikmati sensasinya. Setelah
agak lama, tanpa permisi lagi Alex mulai menciumi dan menjilati kedua
payudaraku. Aku terus saja memejamkan mata dan menikmati setiap rangsangan di payudaraku.
Tubuhku ikut memberikan reaksi terhadap rangsangan itu. Aku merasakan cairan
kewanitaanku mulai mengalir dan membasahi vaginaku. Setelah beberapa lama,
tanganku mulai membuka pakaian Alex. Sambil terus menciumi dan menjilati kedua
payudaraku, Alex membantuku membuka bajunya sehingga dalam sekejab Alex berada
dalam keadaan telanjang bulat. Penisnya terlihat berdiri tegak karenasudah
pasti dia juga dalam keadaan terangsang. Untuk sementara, dia melampiaskan
nafsunya kepada kedua payudaraku. Aku tidak mau ketinggalan. Kujulurkan
tanganku untuk menggapai penisnya. Setelah penisnya berada di dalam
genggamanku, aku mulai memainkan penisnya pula.
Setelah beberapa saat lamanya, Alex melepaskan bibirnya dari
payudaraku dan berkata,
“Tante, kalau boleh aku juga ingin melihat memek tante”
Mendengar permintaannya ini aku segera berdiri dan
mengangkat rokku dengan tanganku sehingga sekali lagi aku memamerkan celana
dalam putihku kepadanya.
“Kamu buka sendiri celana dalam tante”, kataku.
Alex segera berjongkok di depanku dan dengan tangan yang
agak gemetar meraih celana dalamku. Dengan perlahan-lahan namun pasti, celana
dalamku melorot turun dan sedikit demi sedikit memperlihatkan rambut vaginaku
sampai akhirnya keseluruhan vaginaku tidak lagi ditutupi oleh celana dalam
putihku. Vaginaku terlihat sedikit basah oleh karena cairan kewanitaaanku. Alex
membiarkan celana dalam putihku tersangkut di bagian lututku dan mulai meraba
vaginaku.
“Tante, ini indah sekali”, katanya sambil membelai rambut
vaginaku dengan lembut.
Aku diam saja dan kembali merasakan rangsangan yang kali ini
berpindah dari payudara ke vaginaku. Dengan jarinya, Alex menyodok-nyodok liang
vaginaku sehingga jarinya dibasahi oleh cairan kewanitaanku. Setelah Alex
menjilati jari-jarinya itu sampai semua cairan kewanitaanku yang menempel di
jarinya habis, dia kembali menyodok-nyodokan jarinya di liang vaginaku lagi.
Dia melakukan hal itu berkali-kali . Kelihatannya dia sangat menikmati cairan
kewanitaanku. Sambil menusuk-nusuk liang vaginaku, jari-jarinya yang lain
memainkan klitorisku. Rangsangan yang aku rasakan menjadi semakin hebat. Di
saat aku merasakan tubuhku menjadi semakin lemas, aku segera membaringkan
diriku di atas sofa karena rangsangan menjadi semakin kuat. Tak henti-hentinya
mulutku mendesah-desah karena merasa nikmat. Setelah puas meraba vaginaku, Alex
mulai menciumi dan menjilati vaginaku. Kali ini rangsangan terasa semakin
dashyat. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mendesah dan meremas-remas
kedua payudaraku sendiri sementara Alex terus saja menciumi dan menjilati
vaginakuAku yang sudah dalam keadaan sangat terangsang akhirnya mulai tidak
tahan.
“Lex, buka pakaian tante sampai tante telanjang bulat ..”,
kataku sambil mendesah-desah.
Alex tidak menjawab, tetapi tangannya mulai membuka ikat
pinggang rokku dan tidak lama kemudian aku sudah berada dalam keadaan
telanjang. Tidak lupa Alex meloloskan celana dalam putihku yang dari tadi
tergantung di kedua lututku sehingga tidak ada selembar benangpun yang tersisa
di tubuhku. Alex terdiam sejenak dan memandangi tubuhku yang dalam keadaan
polos tanpa pakaian.
“Tante cantik sekali. Tubuh tante bagus dan sexy”, katanya.
Aku tersenyum dan berkata,
“Kalau kamu suka, kamu boleh menyetubuhi tante. Tante mau
berhubungan intim dengan kamu, kok..”
Dengan tersenyum, Alex kemudian membuka kedua kakiku dan
memposisikan penisnya di depan vaginaku. Dengan satu hentakan lembut, seluruh
penisnya terbenam ke dalam vaginaku yang diikuti oleh teriakan tertahanku
karena merasakan kenikmatan. Setelah itu, Alex mulai menggerakkan pinggulnya
maju mundur sehingga penisnya menyodok-nyodok di dalam lubang vaginaku. Cairan
kewanitaanku turut memberikan andil dalam membantu penis Alex agar meluncur
maju mundur dengan mudah dalam liang vaginaku ini. Kami berdua mendesah-desah
karena nikmat. Dalam posisi ini, aku mengalami orgasme berkali-kali sambil
diiringi erangan-erangan dari bibirku.
Setelah beberapa saat, Alex menarik penisnya dan memberikan
isyarat agar aku menungging. Aku menurut saja. Kuputar badanku dan
kutunggingkan pantatku di depannya. Sedetik kemudian, aku merasakan penisnya
masuk kembali ke dalam liang vaginaku dan mulai menyodok-nyodok lagi. Rupanya
Alex melakukan doggy style kali ini. Sekali lagi aku terjebak dalam dashyatnya
kenikmatan berhubungan intim. Beberapa kali aku merasakan orgasme yang luar
biasa sebelum akhirnya aku mendengar erangan kenikmatan dari bibir Alex yang
disertai dengan semburan spermanya di dalam rahimku yang menandakan bahwa
akhirnya Alex telah mencapai kenikmatan puncak pula. Sperma Alex terasa hangat
di dalam rahimku. Setelah menyemburkan spermanya, Alex mencabut penisnya. Aku
merasa bahwa ada sedikit sperma yang meleleh keluar dari liang vaginaku dan
membasahi vaginaku bagian luar saat penisnya tercabut. Segera saja aku
menjulurkan jari-jariku ke vaginaku dan mengambil lelehan sperma yang mengalir
turun. Setelah jari-jariku berlumuran sperma Alex, aku membersihkan jari-jariku
dengan menjilat-jilat sperma yang melekatinya. Rasa sperma yang khas selalu
membuat aku senang. Setelah itu, Aku membalikkan badanku yang dalam keadaan
telanjang menghadapnya terlentang. Sisa sperma Alex yang sudah tinggal sedikit
masih terlihat menempel di vaginaku bagian luar. Alex kemudian merebahkan
dirinya di atas badanku dan memelukku. Aku segera membalas pelukannya. Sambil
berpelukan dalam keadaan telajang bulat, kami saling berciuman bibir dengan
mesra untuk beberapa saat lamanya. Perasaan yang nikmat masih tersisa di antara
kami.
Akhirnya setelah beberapa saat, kami memperoleh kekuatan
kami kembali. Kami segera bangkit dari pembaringan dan mulai memunguti pakaian
kami yang tercecer di mana-mana. Aku segera mengenakan kembali celana dalam
putih dan rokku. Setelah selesai berpakaian, kami kembali duduk di sofa dan
berbincang.
“Tante, tadi enak sekali. Tante memang nikmat”, katanya.
Aku tersenyum saja dan lalu berkata,
“Kamu juga hebat. Kamu belajar dari mana ? Usiamu kan baru
18 tahun, tapi kok kayaknya kamu sudah sering melakukan hubungan seks ?”
“Ah, tante. Alex ini sudah sering melakukannya sama mama di
rumah..”
Aku sangat terkejut mendengarnya. Rupanya selain aku,
kakakku juga melakukan incest dengan anaknya sendiri. Tapi hal ini membuat aku
sedikit lega sebab setidaknya kakakku tidak akan mempermasalahkan hubungan
seksku dengan anaknya bila dia sendiri juga melakukannya.
“Terus, mana yang lebih enak ? Mamamu atau tante ini ?”
Alex tersenyum sambil berkata,
“Kalian berdua sama-sama enak, kok.. tapi kalau disuruh
memilih, Alex masih lebih suka melakukannya dengan tante soalnya tante lebih
cantik dari mama, sih..”
“Apa kamu sering melakukan dengan mamamu ?” “Kalau
papa ngak ada di rumah aja”
Aku diam saja kali ini. Beberapa saat kemudian Alex berkata,
“Tante, Alex mau pamit.”
“Sudah mau pulang ?”
“Iya, tante.”
“Ya, sudah kalau gitu. Hati-hati di jalan, ya..”
“Ok.. Oh ya, lain kali Alex masih boleh memotret tante ?”
Aku mengangguk sambil tersenyum.
“Tentu saja, kalau mau pose yang agak nakal tante bersedia
kok”, kataku.
“Bayarannya pakai ‘itu’ ya ..”
Kali ini aku tertawa.
“Apa saja, deh..”
Alex melangkah pergi sambil melambaikan tangannya. Aku
membalas lambaiannya dan memandang dia mengendarai mobilnya sampai menghilang
dari pandanganku sebelum akhirnya aku menutup pintu rumahku dan menguncinya.
Hari ini merupakan hari yang sungguh menggembirakan bagiku karena aku
memperoleh satu cara lagi untuk memuaskan hasratku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar